Zaitun adalah buah berbentuk oval, yang secara botani dikenal sebagai Olea Europaea. Zaitun berasal dari wilayah Mediterania, Asia tropis dan tengah, wilayah hangat di Amerika Selatan dan berbagai belahan Afrika. Mereka telah digunakan karena nilai kuliner dan manfaat pengobatannya selama ribuan tahun, sejak zaman Yunani dan Roma kuno
Zaitun adalah buah yang bergizi dan lezat dengan beragam manfaat kesehatan termasuk kemampuannya melindungi dari kerusakan antioksidan. Berikut artikel kali ini akan berfokus pada manfaat buah zaitun yang mengejutkan untuk kesehatan.
Sifat Antioksidan
Zaitun adalah pembangkit tenaga antioksidan, yang bekerja mulai dari mengurangi peradangan hingga melawan bakteri jahat. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi buah zaitun dapat meningkatkan kadar glutathione, antioksidan kuat, dalam darah. Buah-buahan ini juga berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri penyebab infeksi saluran napas dan lambung.
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Zaitun mengandung lemak tak jenuh tunggal yang disebut asam oleat, yang telah dikaitkan dengan pencegahan penyakit jantung seperti aterosklerosis, serangan jantung, penumpukan plak, dan stroke. Minyak zaitun adalah tempat asam oleat berada, dan bertanggung jawab untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, sehingga mengurangi kemungkinan komplikasi kardiovaskular dan tekanan umum pada sistem.
Selain itu, buah zaitun kaya akan antioksidan yang umumnya dikaitkan dengan pencegahan kanker, namun juga melindungi jantung. Senyawa fenolik seperti hidroksitirosol merupakan antioksidan yang bertindak sebagai antikoagulan untuk mengencerkan darah, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pembekuan darah yang menghalangi aliran darah.
Ini semakin meredakan ketegangan pembuluh darah dan melebarkan pembuluh darah, yang mengurangi ketegangan pada jantung dan meningkatkan aliran darah. Hal ini memastikan berfungsinya dan oksigenasi berbagai sistem organ. Selain itu, serat yang ada dalam buah zaitun meningkatkan kesehatan jantung dengan menghilangkan kelebihan kolesterol dalam darah.
Sifat Antikanker
Misteri seputar “obat kanker” masih menjadi masalah besar di dunia saat ini. Ada banyak cara alternatif untuk mengobati, memperlambat, atau bahkan mencegah terjadinya kanker. Pertama-tama, buah zaitun mengandung antosianin, yang berhubungan positif dengan pencegahan kanker sebagai antioksidan dan zat anti inflamasi. Antioksidan melindungi tubuh dari radikal bebas, yang mengubah sel sehat menjadi sel kanker, jadi menambahkan antioksidan sebanyak mungkin adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda.
Kedua, buah zaitun memiliki asam oleat seperti yang disebutkan sebelumnya, yang menghambat reseptor faktor pertumbuhan tertentu yang memicu perkembangan kanker payudara. Terakhir, hidroksitirosol berperan untuk ketiga kalinya, bekerja untuk mencegah mutasi DNA dan pertumbuhan sel abnormal. Dengan kata lain, ia bertindak sebagai antioksidan jenis kedua. Bahkan kulit buah zaitun mengandung asam maslinic, yang telah dikaitkan dengan kematian sel terprogram (apoptosis) pada sel kanker usus besar.
Mengurangi Peradangan
Berbagai senyawa dalam buah zaitun tidak hanya berfungsi sebagai senyawa antioksidan tetapi juga sebagai anti inflamasi. Ini mengurangi peradangan pada tubuh, termasuk pengurangan rasa sakit dan iritasi pada persendian, otot, cedera, tendon, dan ekstremitas lainnya. Khususnya dalam hal radang sendi, asam urat, dan kondisi rematik lainnya, buah zaitun dapat memberikan manfaat besar dan mengurangi rasa sakit yang terkait.
Membantu Pencernaan
Zaitun adalah sumber serat yang sehat, menyediakan hampir 20% kebutuhan serat harian dalam satu cangkir. Kandungan serat yang tinggi memastikan berfungsinya sistem pencernaan Anda. Ini merangsang gerakan peristaltik di usus, memastikan kelancaran buang air besar. Serat juga membuat Anda merasa kenyang, sehingga ghrelin, hormon kelaparan, tidak dilepaskan, sehingga makan berlebihan dapat berakibat buruk.
Meningkatkan Sirkulasi
Zaitun kaya akan zat besi dan tembaga, dua komponen penting untuk pembentukan sel darah merah. Tanpa kedua mineral tersebut, jumlah sel darah merah dalam tubuh akan berkurang sehingga mengakibatkan anemia. Hal ini ditandai dengan kelelahan, sakit perut, sakit kepala, kerusakan kognitif, dan penurunan kesehatan dan fungsi organ secara umum.